RUMAH TANGGA ALLAH DAN POLEMIKNYA

Ketika berbicara tentang rumah tangga Allah, maka kita akan membaginya menjadi tiga bagian, dimana ketiganya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Pertama adalah rumah tangga Allah di surga yang paripurna. Kedua adalah rumah tangga Allah di tempat penantian atau purgatori bersama umatnya yang masih menunggu saat pengangkatan. Ketiga rumah tangga di bumi bersama umatnya yang masih berziarah dalam kefanaan. Kita akan bahas satu persatu.

 

  1. Rumah tangga Allah di surga yang paripurna.

Rumah tangga Allah disurga adalah role model atau acuan dalam berdialog, sebab seperti yang disampaikan oleh Yesus tentang Tritunggal Maha Kudus, Allah yang memiliki tiga pribadi tetapi bersatu secara utuh dalam kodrat keallahaNya. Dalam rumah tangga Allah tidak ada konflik, perpecahan apalagi saling menaklukkan. Sebaliknya, Bapa mengakui Yesus sebagai anak yang dikasihiNa, Yesus taat pada kehendak BapaNya dan berjanji mengutus Roh KudusNya, dan Roh Kudus akan mengajar dan memberi kesaksian tentang Bapa dan Putera. Inilah suatu rumah tangga ideal yang harmonis dan sempurna dalam kasih, yang menjadi contoh bagi kedua rumah tangga berikutnya (penantian dan bumi).

Para malaikat yang hidup bersama dalam rumah tangga Allah menyatu dalam kasih Allah sehingga menjadi bagian dari rumah tanggaNya, yang juga hidup dalam keharmonisan yang kekal. Tetapi ketika terpisah dari relasi kasih itu, maka ia akan terusir dari tempat paling ideal yang pernah ada dan akan selalu ada. Sebab Allah adalah kasih, semua yang lahir dari Allah adalah karena kasihNya. Itulah sebabnya ketika Allah menciptakan para malaikatNya bukan dengan kualitas kaleng-kaleng, tetapi dengan segala kemampuan yang sungguh amat mengagumkan, layaknya kemampuan lucifer, malaikat agung yang menguasai ilmu pengetahuan, yang kemudian berkhianat dan menjadi lawan tanding Allah dalam permainan catur kehidupan. Para malaikat ini juga diciptakan secitra dengan Allah, yakni menurut gambar dan rupaNya, sebab Yesus juga menjanjikan manusia akan menjadi sperti malaikat di surga, sementara manusia sudah jelas dalam kitab suci disebut secitra dengan Allah, hanya manusia tidak sesempurna malaikat dan masih bersifat fana. Sementara manusia akan menyatu bersama Allah karena ditarik oleh kasihNya dan manusia juga datang membawa kasih sebagai persembahannya dihadapan Allah.

Tetapi rumah tangga Allah bukan tanpa polemik akibat ulah lucifer. Polemik rumah tangga Allah ini sebenarnya sangat sensitif untuk dibahas jika tidak dengan kepala dingin dan dalam kontemplasi, sebab dampaknya sangat besar untuk kehidupan di dunia atau umat yang sedang berziarah, bahkan sampai saat ini. Kalau tidak dibahas maka hal itu akan menjadi dilema berkepanjangan dan tak berujung.

Kita tahu bahwa Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambarNya, sehingga apa yang ada dalam Kerajaan Surga demikianlah yang nampak di bumi, termasuk masalah jenis kelamin atau jender, demikian pula kita berlogika sebaliknya, apa yang terjadi di surga seperti apa yang kita lihat di bumi. Jika dalam rumah tangga manusia terdiri dari bapa, ibu, putera dan puteri, demikian pula apa yang terjadi dalam rumah tangga Allah, tidak termasuk para malaikat. Bedanya, dalam rumah tangga Allah semua berada dalam kekekalan tanpa awal dan akhir dan tidak saling melahirkan, sedangkan dalam rumah tangga manusia semuanya terjadi melalui perkawinan dan kelahiran. Sementara para malaikat diciptakan Allah dari ketiadaan dan tidak berjenis kelamin, karena kasihNya mereka melekat atau menempel pada kekekalanNya, temasuk malaikat yang berkhianat pada Allah, sehingga tanpa kasih Allah pasti mereka akan musnah, itulah sebabnya Yesus mengajari kita mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Yesus adalah Allah Putera yang melambangkan buah cinta Allah Bapa dan Allah Bunda, yang menjadi jembatan kasihNya. Allah Bapa yang penuh kasih bisa kita kenali dari perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang, yang seharusnya diubah judulnya menjadi bapa yang baik, yang senantiasa menanti anak-anakNya bertobat dan kembali kepada kebaikan dan hidup dalam sukacita, baik bagi yang pergi menghamburkan harta bersama para pelacur (menjadi pengikut lucifer yang hidup menuruti hawa nafsu) maupun yang tetap dirumah namun merajuk atas kebaikan Bapa ketika anak durhaka itu kembali (percaya dan setia kepada Allah namun timbul rasa iri hati akibat hasutan luscifer). Sementara Allah Bunda penuh cinta kasih namun tetap bertindak tegas dan konsekuen pada hukum demi kebaikan lebih jauh, yang karena pemikiran jauh kedepan inilah mengapa lucifer nantinya menantang bermain catur yang membutuhkan prediksi jauh kedepan dan membuat ulah supaya yang bermain catur adalah Allah Bunda. Coba perhatikan, dalam permain catur bidak ratu adalah yang paling multi talenta dan ditakuti.

Ketika lucifer melakukan pemberontakan di surga, Allah Bapa tidak mengambil keputusan sendiri, melainkan melibatkan Allah Bunda, layaknya rumah tangga pada umumnya. Meskipun keputusan tetap pada Allah Bapa, tetapi masukan dari Allah Bunda tetap dipertimbangkan. Allah Bapa sesungguhnya, karena kasihNya hendak mengampuni lucifer, tetapi Allah Bunda bersikeras untuk menghukum lucifer karena tidak ingin rumah tangga mereka menjadi kacau jika suatu saat terjadi pemberontakan lagi, apalagi ini juga sesuai dengan hukum di surga. Akhirnya, keputusan itu lebih memenangkan pendapat Allah Bunda, sehingga inilah awal dendam kesumat lucifer pada kaum wanita.

Ketika lucifer bersama bawahannya terusir dari surga dan membangun kerajaannya di bumi, ia dengan akal bulusnya sebagai ular beludak, menghasut manusia untuk memandang rendah kaum wanita, sebagai mahkluk yang tidak bisa dipercaya dan penyebab dosa, yang bahkan diceritakan dalam Kitab Suci. Akibatnya wanita menjadi kaum yang tertindas dan menjadi pelayan domestik dalam rumah tangga, yang serba dibatasi dalam banyak hal. Ada yang menyimpulkan takdir kaum wanita begini: di dapur, di sumur, di kasur dan di kubur.

Karena ulahnya ini, lucifer kembali mendapat hukuman dari Allah, yang berkata, “Engkau akan dihukum karena perbuatanmu itu; dari segala binatang hanya engkau saja yang harus menanggung kutukan ini: Mulai sekarang engkau akan menjalar dengan perutmu, dan makan debu seumur hidupmu. Engkau dan perempuan itu akan saling membenci, keturunannya dan keturunanmu akan saling bermusuhan. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan menggigit tumit mereka.” Artinya, lucifer dan bawahannya mendapat hukuman hanya bisa menetap di bumi sebab Allah menyita dan mencabut sayapnya untuk terbang dan pindah ke planet-planet lain yang ada di alam semesta ini, layaknya malaikat pada umumnya, dan mereka hanya akan menikmati hasil dari apa yang dikerjakan di bumi, layaknya ular yang menjalar dengan perutnya dan menempel hanya pada tanah. Planet bumi menjadi penjara bagi mereka sebab mereka tidak bisa keman-mana lagi. Selain itu, keturunannya akan bermusuhan dengan keturunan perempuan itu, artinya mereka yang mengabdi kepadanyalah yang disebut sebagai keturunannya, sebab malaikat tidak kawin dan dikawinkan. Bumi menjadi seperti arena pertandingan yang tertutup bagi kedua belah pihak.

Sementara perempuan merujuk pada manusia, yang berjender perempuan dihadapan Allah, yang merupakan calon kekasihNya dan calon mempelaiNya. Karena mereka termakan hasutan si ular tua, artinya memakan buah dari pohon pengetahuan itu, yang menebar hoax, juga mendapat hukuman. Allah berkata kepada mereka, “Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun demikian, engkau masih tetap berahi kepada suamimu, namun engkau akan tunduk kepadanya.” Artinya, mereka akan hidup dalam hawa nafsu dan terus beranak pinak, serta tunduk pada suaminya yang adalah si ular tua, yang kemudian melahirkan banyak keturunan penuh hawa nafsu dan keserakahan. Mereka ini adalah golongan yang belum mengenal Allah sehingga menyimpulkan hidup hanyalah di dunia ini, sehingga mereka hanya bersenang-senang dan berpestapora dan menjarah semua hasil bumi dengan rakusnya.

Allah juga memberi hukuman pada kaum laki-laki, yang merupakan orang-orang beriman yang kehadirannya mewakili Allah sebagai mempelai laki-laki bagi umatnya, tetapi terhasut juga oleh hoax dari si ular tua melalui orang-orang yang tidak mengenal Allah, artinya berselingkuh dengan si ular tua. Karena perbuatan mereka Allah mengutuk tanah sehingga mereka harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makanan dan akan kembali ke tanah tempat ia berasal, artinya sama seperti ular tua yang harus terikat pada tanah yang sama. Inilah sebabnya tanah terkutuk ini kemudian harus disucikan oleh tubuh dan darah Yesus Putera Allah untuk memperoleh keselamatan kekal, sebab siapapun yang memakan dari hasil tanah ini tidak bisa bersatu dengan Allah karena telah ternodai oleh kutukan Allah.

Apa yang dilakukan oleh lucifer telah menodai nama baik kaum perempuan, termasuk Allah Bunda atau Ratu Surga atau istri Raja Surga. Inilah sebabnya kaum perempuan tidak akan punya pengaruh ketika berbicara atau tampil di depan publik di tengah masyarakat, khususnya pada zaman Yesus hidup. Maka dari pihak Allah tidak ingin menimbulkan kegemparan atau penolakan yang lebih besar ketika ada informasi keallahan wanita yang tiba-tiba tersiar di tengah masyarakat patriakal tersebut. Maria ibu Yesus disebut sebagai manusia biasa tetapi mengandung dari Roh Kudus, yang tubuh dan darahnya mengalir kepada Yesus yang lahir sebagai manusia dan sekaligus Allah. Inilah sebuah upaya Allah menyembunyikan identitas Allah Bunda dari dunia. Sebab Allah Roh Kudus adalah Allah Bunda itu sendiri, yang adalah Maria ibu Yesus. Maria bukan hanya Bunda Allah melainkan Allah Bunda. Makanya Gereja sendiri memberi gelar Ratu Surga kepada Maria, yang artinya adalah juga Ratu Semesta Alam.

Karena budaya patriakhal inilah Maria memilih menjadi pendiam dan menyimpan semua perkara dalam hatiNya dan merenungkanNya. Pada zaman itu wanita saleh seperti itu dipandang sebagai perempuan terhormat dan terpandang karena tidak mencolok dan mencari perhatian. Maka sikap diam Maria justru sebagai sebuah tindakan perlawanan terselubung terhadap si ular tua, yang dalam diam mendidik Yesus Puteranya untuk memenangkan pertempuran melawan si ular tua. Maka, kemenangan Yesus tidak terlepas dari peran Maria BundaNya.

Layaknya Yesus yang bangkit secara utuh dengan badanNya, demikian juga Maria diangkat ke surga secara utuh dengan badanNya, sehingga kita tidak akan menemukan makamNya. Inilah dasar iman kita percaya akan kebangkitan badan, bukan hanya jiwa atau roh. Sebab badan Yesus dan Maria adalah satu kesatuan dalam keallahan dan kemanusiaan.

Lalu kenapa Yesus hanya menjanjikan Roh Kudus kepada para Murid dan semua orang percaya kepadaNya, yang merupakan Roh satu kesatuan denganNya dalam kodrat keallahan, sebab Allah Bundalah yang akan menjadi musuh bebuyutan dari si ular tua, sehingga Dialah yang berperang dan meremukkan kepala si ular tua. Sampai suatu saat nanti dimana kesetaraan jender telah bisa diterima secara luas, disitulah Ia akan hadir secara terang-terangan ditengah manusia dan berperang secara terbuka dengan si ular tua, artinya hadir sebagai Mesias Wanita. Mesias wanita ini akan lahir dan hadir pada saat yang tidak disangka-sangka dan tersembunyi dari pengetahuan lucifer, sehingga tidak diketahui identitasnya sampai akhirnya melakukan serangan setelah cukup kekuatan. Allah akan mempersiapkanNya dengan hati-hati dan teliti, sehingga strategi Allah dalam memainkan catur kehidupan langkahnya tidak sampai terbaca oleh lucifer. Sebab, jika diketahui identitasnya sejak awal, mesias itu bisa ditangkap dan dijadikan tawanannya. Mesias ini adalah murid kesayangan si ular tua yang nantinya akan membelot daripadanya, sebab Allah akan menariknya dengan kasihNya pada saat yang tidak diduga-duga.

Meremukkan kepala si ular tua bukan berarti membunuhnya, sebab ia adalah malaikat yang hidup kekal berkat kasih Allah. Kepala adalah sumber pemikiran maka yang dimaksud meremukkan kepala adalah meremukkan pemikiran sesat yang disebarkan oleh si ular tua, sampai pemikiran itu benar-benar mati. Artinya informasi yang benar tentang bagaimana situasi wanita akan dipulihkan kepada yang sebenarnya seperti di surga, yakni terhormat dan sederajad dengan laki-laki, sehingga tidak pantas hanya dijadikan budak nafsu dan warga kelas dua yang dipandang rendah. Sebagaimana Yesus memperlakukan wanita pada zaman itu, yang bahkan pelacur pun Ia hormati dan ikut menjadi muridNya. Meskipun, Yesus masih memegang kepala si ular tua bukan meremukkannya, sehingga dalam memilih dua belas rasul maupun tujuh puluh murid adalah dari kalangan laki-laki saja, sehingga tradisi patriakhal masih dipeliharaNya, hanya saja berlandaskan kasih bukan penindasan.

Misi besar lucifer mempertentangkan kaum wanita dan kaum pria ini mengarah pada pertentangan seluruh seluruh penduduk bumi, sebagai mempelai wanita, dengan seluruh penduduk Kerajaan Surga, sebagai mempelai pria. Hal ini juga menggiring opini bahwa dari pihak Allah yang penuh kuasa sebagai mempelai laki-laki yang menindas penduduk bumi yang lemah sebagai mempelai wanita. Pemikiran ini harus dibunuh sehingga relasi keduanya tak terceraikan dalam kasih yang sempurna, yang telah termateraikan lewat pengurbanan tubuh dan darah Yesus di kayu salib. Sebab seluruh isi surga bermusuhan dengan setiap penindasan dan bahkan selalu menjadi dalang dari setiap upaya pembebasan atas perbudakan dalam bentuk apapun yang terjadi di atas muka bumi, seperti yang juga termuat dalam pembukaan UUD 1945. Sementara itu juga terus berjuang membebaskan mempelaiNya yang menjadi tawanan perang oleh lucifer, yakni mereka yang telah diikat oleh perjanjian lama namun belum mengakui Yesus Sebagai Jurus Selamatnya, yang sebagiannya telah dibantai oleh lucifer dalam peristiwa holocaust.

Untuk menutup bagian pertama ini, baiklah direnungkan bahwa semua pemahaman ini adalah sebuah informasi yang Allah kirimkan pada manusia melalui proses bertahap dan disampaikan pada saat yang tepat, ibarat orang tua yang mendidik anak-anaknya dengan materi yang sesuai dengan daya tangkapnya, sesuai usia perkembangannya dan apa yang menjadi bahan ilustrasinya. Dengan keterbatasan daya tangkap manusia seringkali informasi itu menjadi tidak terlalu jelas dan bahkan menimbulkan perbantahan dan perselisihan. Kerajaan dunia ini belum semaju Kerajaan Surga sehingga ketika keadaannya sudah mulai persis seperti di surga, akan lebih mudah untuk dijelaskan dan dipahami. Segala hal yang dibangun oleh lucifer di dunia fana ini justru mempermudah manusia memahami Kerajaan Surga, yang merupakan sumber idenya. Maka, daripada berdebat, teladanilah sikap Bunda Maria yang menyimpan segala perkara dalam hatinya dan merenungkannya.

 

  1. Rumah tangga Allah di tempat penantian

Tempat penantian atau purgatori adalah tempat berkumpulnya tunangan Allah, calon mempelai wanitaNya, sebelum menuju pelaminan dan melangsungkan pernikahan dengan Allah, mempelai laki-lakinya, di dalam Kerajaan Surga. Di tempat inilah mempelai wanita akan dimandikan, dirias atau didandani dengan aneka kosmetik semarak mulia dan dikenakan pakaian kebesaran yang indah dan anggun. Tempat ini tersembunyi bagi lucifer tetapi tidak bagi para penghuni purgatori. Tempat ini tersembunyi layaknya mempelai wanita yang dipingit, atau disembunyikan dari calon mempelaiNya untuk memantaskan diri bertemu dengan Mempelai Agung yang Maha Kudus, Maha Suci, Maha Kasih, dan Maha Segalanya. Semakin banyak dosanya maka semakin lamalah ia berdandan karena kurang percaya diri bertemu calon mempelainya. Tetapi semakin sedikit dosanya maka semakin cepatlah ia berdandan, sebab ia sudah memantaskan diri dengan kecantikan kesalehan diri dan kemolekan kesetiaan dan kasih yang berkilau bak mutiara, intan dan permata.

Allah calon mempelai laki-lakinya telah menyiapkan pesta meriah dan megah dengan segala harta dan kekayaanNya yang tak terbilang banyakNya, ketika pesta pernikahan itu dilangsungkan nantinya. Inilah pesta pernikahan Anak Domba yang disebutkan oleh Yesus, dimana anak domba sebagai lambang kemurnian dan kerendahan hati Allah, yang rela menjadi menjadi manusia yang lemah dan meninggalkan kemahakuasaanNya, ketika menjalankan misi keselamatannya di bumi ditengah-tengah kawanan srigalanya lucifer.

Karena dosa disebabkan oleh ular yang menyesatkan pikiran mereka, maka penyucian di sini adalah pemikirannya yang dibersihkan dari segala kekeliruan (brain washing), sehingga mengenali kebenaran Allah dan mengerti akan sabda Allah yang selama ini telah dibaca dan didengar tetapi tidak dipahami, diacuhkan, diremehkan, bahkan dilanggar. Pada saat yang sama, selama pembersihan itu akan diwarnai ratap tangis penyesalan atas apa yang telah diperbuat, sampai pada akhirnya menerima dan mengampuni diri sendiri dan mengucap syukur atas segala kebaikan dan cinta kasih Allah yang tak terkira itu.

Pada intinya, masa penyucian atau pencucian adalah kondisi hati dibentuk untuk sampai pada kesadaran yang amat dalam tentang kekuatan dan keagungan kasih Allah, yang adalah alasan Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk telah memberinya hidup, yang disertai dengan akal budi untuk memahami arti cinta kasih itu. Hal ini bisa terjadi tidak harus di api penyucian, bisa saja terjadi di dunia fana pada orang yang dipilih oleh Allah. Misalnya yang terjadi pada Rasul Yohanes, pengarang Injil dan penulis Kitab Wahyu, yang disebut boanerges (anak petir), yang ketika bersama Yesus gurunya sangat berambisi akan kuasa dan tahta, yang juga dibantu oleh ibunya. Ia dan Yakobus saudaranya akhirnya menjadi bahan cibiran para rasul lainnya, ketika meminta pada Yesus agar bisa duduk di sebelah kiri dan kanan dalam Kerajaan Allah. Yohanes adalah murid paling setia dan cerdik, sebab ia diam-diam mengikuti Yesus sampai ke penyalipanNya, tetapi tidak seorang pun yang mengenalinya, berbeda dengan Petrus yang mudah dikenali sehingga harus tiga kali menyangkal Gurunya didepan pengikut lucifer. Ketika di bawah kaki salib, Yesus menyerahkan IbuNya pada Yohanes yang harus diterima sebagai ibunya juga dan menyerahkan Yohanes pada Ibunya yang harus diterima sebagai anakNya juga. Yang artinya Yesus meminta IbuNya mendidik muridNya ini agar semakin mengerti kita suci yang berbicara tentang kasih Allah. Berkat didikan Bunda Maria akhirnya Yohanes berbalik dari penyelewengan pikiran dan kehendaknya selama ini. Dalam Injilnya, ia menyebut dirinya sebagai murid yang dikasihi oleh Yesus Gurunya, bukan berarti murid lain tidak dikasihi, melainkan karena yang ia lihat dari Gurunya hanyalah kasih yang begitu besar sampai merelakan diriNya disalib demi keselamatan umat manusia, yang dianggapnya sebagai sahabat dan bukan hamba. Injil Yohanes berisi banyak ajaran tentang kasih, yang merupakan penjelasan utama dari kedatangan Yesus ke dunia, yakni untuk menunjukkan jati diri Allah sebagai Kasih itu sendiri. Ia menyadarkan dunia melalui tulisannya, bahwa untuk bersatu dengan Allah haruslah mempersembahkan kurban kasih.

Sebelum Yesus wafat dan masuk ke tempat penantian ini, Bapa Abraham adalah yang ditugaskan Allah sebagai kepala bagi segala suku bangsa yang berdiam di tempat penantian ini, yang bisa kita lihat dari kisah Lazarus dan seorang kaya. Sementara Musa dan Elia adalah yang duduk dikiri dan kanan Abraham, sehingga itulah alasannya pada peristiwa transfigurasi Yesus di Gunung Tabor, kedua tokoh ini hadir diutus oleh Abraham atas perintah Allah. Mengapa harus kedua tokoh ini? Sebab kedua tokoh ini mewakili dua peristiwa yang amat menyentak dalam hidup manusia dan menjadi puncak hidup di dunia, yakni kematian. Elia adalah yang diangkat beserta keretanya ke tempat penantian, sehingga tidak mengalami kematian, karena kemurnian hati dan kesetiaannya pada kehendak Allah, yang oleh karenanya Allah yang mengasihinya memberinya suatu kehormatan. Sementara Musa adalah yang berjasa besar membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, bahkan merelakan statusNya kemesiranNya di dalam istana Firaun karena adopsi, demi bangsanya yang tertindas karena darah keturunan leluhur, yang dipilih oleh Allah menjadi bangsa yang dikasihiNya. Musa tidak seperti Elia, yang terangkat hidup-hidup ke tempat penantian, melainkan mengalami kematian dan dikubur menyatu dengan tanah seperti Yesus. Kedatangan kedua tokoh ini membuat status Ilahi Yesus nampak dihadapan mata Petrus, Yohanes dan Yakobus. Pakaian dan wajah Yesus berkilau dan putih bersih, yang tidak pernah hal seperti itu dilihat oleh para murid. Sinar yang nampak pada Yesus adalah ciri khas pada para penghuni surga, yang tidak dialami kedua tokoh penghuni tempat penantian, yakni Musa dan Elia, yang menunjukkan perbedaan derajad dari kedua penghuni dunia tersebut. Kedatangan mereka berdua memberi pesan penting bagi dunia, yakni misi terakhir Yesus di Yerusalem adalah demi keselamatan kekal baik penghuni bumi maupun penghuni tempat penantian, terutama mereka yang telah lama menunggu dengan tidak sabar di tempat penantian. Mereka ingin segera bertemu Mempelai Pria yang telah menyiapkan pesta pernikahanNya di dalam Kerajaan Surga. Kedatangan kedua tokoh ini sangat menguatkan Yesus, yang sebagai manusia mengalami ketakutan dan kecemasan menghadapi beratnya penderitaan yang akan dialamiNya dalam misi terakhir yang sangat mengerikan, yakni menanggung hukuman salib meskipun tidak bersalah, supaya tubuh dan darahNya yang tersalib menyucikan dunia ini dari kutukan Allah. Sehingga Ia telah menjadi jembatan yang menghubungkan tanah air surgawi ke tempat penantian dan bumi, ketiga rumah tangga Allah yang saling terkait satu sama lain.

Sinar atau cahaya yang nampak pada Yesus sangat penting untuk memahami jati diri Allah, yang adalah cahaya itu sendiri. Ketika mempelai wanita masih berada di tempat penantian maka cahaya sejati itu belum ditampakkan padanya, sebab cahaya itu adalah kado terindah dan terbaik bagi mempelai, yang hanya dibuka pada saat mempelai akan melangsungkan perkawinan, yang kuncinya dipegang oleh Santo Petrus. Itulah sebabnya mukjizat pertama Yesus terjadi pada pesta pernikahan di Kana, sebab mukjizat terakhir puncaknya adalah pada pesta pernikahan di Kerajaan Surga. Ingatlah, bahwa mukjizat pertama itu diwarnai sedikit ketegangan, sebab Yesus mengatakan bahwa waktuNya belum tiba untuk membuat mukjizat, tetapi Maria yang memaksa secara halus dengan menyuruh pelayan pesta itu melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Maria adalah Bunda Allah sekaligus Allah Bunda, yang lebih tahu waktunya, sebab Ia adalah GuruNya, yakni Allah Roh Kudus yang menyertai Gereja sampai detik ini dan menjadi cahaya yang menerangi kebodohan rohani umatNya dan menyinari kegelapan hati umatNya yang diselubungi hawa nafsu yang ditanamkan oleh lucifer.

Sementara lucifer sebagai malaikat pengkhianat, akibat terusir dari surga, telah kehilangan cahayanya dan semakin hari malah semakin meredup dan menjadi gelap, akibat terpisah semakin jauh dari kasih Allah. Ia telah kehilangan cahaya kasih Allah dan menjadi penguasa alam kegelapan, yang disebut alam maut. Alam maut adalah tempat dimana iri hati, dengki, sakit hati, amarah, benci, dendam, dan seluruh pikiran dan perasaan yang negatif berkecamuk secara kekal, berbeda dengan di bumi yang pikiran dan perasaan masih bercampur aduk antara yang negatif dan positif.  Sementara penghuni surga hanya mengalami pikiran dan perasaan bercampur aduk ini ketika keluar dari Surga mengunjungi dua alam lainnya, yakni purgatori dan bumi. Para malaikat cahaya yang masih setia pada Allah tidak akan bisa memasuki alam maut sebab kegelapannya menyerap semua cahaya yang masuk, layaknya black hole (lubang hitam) yang menyerap segala sesuatu termasuk cahaya, sehingga disitulah tempat lucifer bersembunyi dan membawa segala milik yang dicintainya, yakni mereka menjadi pengikutnya. Hanya Allah sendirilah yang bisa masuk kesana, sebab ia sendirilah pencipta segala sesuatu yanga ada, namun ia tidak akan mengintervensi di daerah tersebut, yang merupakan satu-satunya tempat persembunyian yang aman bagi lucifer untuk menyusun rencana dan strategi akal bulusnya dalam permainan catur kehidupan. Lubang hitam ini ibarat dalam dunia internet ada yang disebut dark web, yang lebih dalam dari deep web, tempat dimana para hacker menjalankan berbagai kegiatan tersembunyi (illegal) dengan aman tanpa bisa disadap atau diretas. Dari lubang hitam ini semua sistem kerajaan kegelapan digerakkan, ibarat dalam dunia keuangan digital, yang disebut block chain untuk beroperasinya mata uang digital seperti bitcoin, etarium dan sebagainya, yang kedepannya digadang-gadang menjadi mata uang universal yang lebih aman bagi seluruh transaksi keuangan, tanpa intervensi pemerintah atau negara manapun.

Namun masalah yang dihadapi oleh lucifer adalah bahwa alam semesta ini bergerak dari titik awal dan kembali ketitik awal lagi, secara berulang-ulang, seperti dalam teori big bang (ledakan besar), meskipun dalam waktu yang sangat panjang bisa miliaran tahun. Setelah ledakan besar semesta mengecil sehingga terjadilah planet-planet yang membentuk galaksi. Kemudian alam semesta ini kembali mengembang, inilah penyebab kerentaan atau penuaan fisik yang ikut mengembang bersama alam semesta.  Setelah itu kembali mengerucut dan mengecil dan terjadi lagi ledakan besar, dimana pada saat ledakan besar itu lucifer bisa bersembunyi di dalam lubang hitam, karena ia membenci cahaya yang besar pada saat ledakan itu, sebab Allah dibencinya adalah cahaya.

Lucifer dihukum dibumi dan tidak bisa keluar kecuali mengikuti tata hukum alam semesta yang telah Allah programkan, kecuali masuk ke dalam lubang hitam. Lubang hitam itu menyerap segala sesuatu termasuk cahaya, termasuk segala sesuatu yang keluar dari bumi, itulah pintu masuk bagi lucifer menuju kedalaman lubang hitam. Lubang hitam ini seperti proyektor yang memancarkan hologram (tiga dimensi), sementara di dalam lubang hitam adalah dunia empat dimensinya, yang bisa mengintervensi dunia tiga dimensi. Pada platnya lubang hitam ini menyimpan memori semua hal yang masuk kedalamnya (semua hal yang pernah dikerjakannya), artinya lucifer akan mengerjakan lagi apa yang ada dalam memori yang tersimpan pada plat lubang hitamnya di bumi yang telah diperbaharui melalui proses ledakan besar, dengan berbagai modifikasi sesuai keinginannya.

Lucifer mau tidak mau harus tunduk pada hukum kekekalan energi yang ada di alam semesta ini, seperti yang dijelaskan oleh Albert Einsten dalam rumusnya E=M.C2 . Di mana energi (E) sama dengan massa (M) dikali kecepatan cahaya (C2). Yang dimana intinya menjalaskan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah energi dan energi tidak bisa dimusnahkan, melainkan hanya berubah bentuk. Sebagai contoh, misalnya sebuah benda (massa) bergerak dengan kecepatan cahaya (3×108 m/s) akan kehilangan masanya atau hancur. Sebaliknya, ketika cahaya diwatkan pada sebuah luv yang diarahkan pada sebuah kertas yang membuat kertas tersebut terbakar, artinya energi cahaya tadi berubah menjadi energi panas (kalor).

Hukum kekalan energi yang membuat segala sesuatu di alam semesta ini terus bergerak mengikuti siklus perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain, yang menjadi dasar dari reinkarnasi yang ada dalam agama hindu dimana dharma mempengaruhi kelahirannya pada kasta yang mana, yang senada dengan pandangan agama Budha tentang dhamma. Lucifer paham tentang semua hukum-hukum yang ada di alam semesta ini, sehingga ia tega memperbudak dan menindas manusia untuk mengerjakan proyek besarnya membangun kerajaan di dunia ini, sebab manusia tidak akan kekal dalam menjalani penderitaan itu dan setelah kematiannya pun bisa dilahirkan kembali pada tempat dan kondisi yang lebih baik, layaknya alam semesta yang diperbarui melalui peristiwa ledakan besar.

Sebagai penutup pada bagian kedua ini, baiklah kita merenungkan bahwa sehebat apapun segala hukum-hukum yang di alam semesta ini, kita hanya akan megalami tarik menarik dari dua energi, yakni energi cahaya dan energi kegelapan. Layaknya ada malam dan siang, hidup kita selalu diwarnai sukacita tetapi pada saat yang sama ada dukacita. Kita adalah Putera puteri cahaya, maka kejarlah asal dan sumber kita, yakni Sang Cahaya. Jauhilah perbuatan tak tahan cahaya tetapi kenakanlah pakaian kasih, sebab itulah yang bekenan pada Allah, yang adalah Cahaya Kasih, sehingga kita diperkenankan ikut bersamanya dalam kerajaanNya, yang terus berada dalam cahaya kekal.

 

  1. Rumah tangga Allah di bumi

Manusia berada di bumi, yakni rumah tangga Allah yang ketiga, yang dihadapan Allah dipandang sebagai anak dara yang cantik jelita, yang adalah kekasih hati Allah, yang telah dijanjikan pada hubungan yang serius dan tak terpisahkan. Hubungan ini adalah proses panjang dengan lika-liku yang dinamis dan diwarnai suka duka bersama. Keretakan hubungan akibat penyelewengan akibat kehadiran lucifer, sebagai pihak ketiga, seringkali memutus relasi ini, tetapi kemudian karena cinta yang sudah terlalu dalam maka kembali bersatu. Hubungan yang panjang dan penuh tawa canda dan isak tangis ini membuat relasi ini semakin kokoh karena sudah semakin mengenal karakter, watak, tabiat, kebiasaan, kelemahan dan kelebihan masing-masing. Inilah relasi cinta yang bergerak sesuai arah gerak evolusi narsistik dari kanak-kanak menuju dewasa, dari main-main menjadi serius, dari egois menjadi altruis, dari ambisi menjadi harmoni, dari kelekatan menjadi kebebasan, dan seterusnya.

Sebagai penghuni rumah tangga ketiga Allah, manusia berada lebih jauh dari Allah jika dibandingkan mereka yang berada di tempat penantian. Dalam konteks eksistensi manusia sebagai ciptaan semakin jauh berarti semakin kurang dalam ingatanNya, sebab kita ini ibarat data memori dalam benak Allah, sama halnya ketika seorang pria tidak tertarik pada seorang gadis yang hanya sesekali dijumpainya, maka gadis itu tidak akan melekat pada ingatannya bahkan bisa hilang sama sekali. Maka ketika manusia sebagai kekasih Allah tidak lagi mencintai Allah kekasihnya, sehingga kurang memberi waktu, tempat, perhatian, komunikasi dan lain sebagainya, yang bertujuan memperbanyak pengalaman kebersamaan dalam relasi cinta yang indah itu, maka Allah akan semakin lenyap dari ingatannya.

Selama ini relasi Allah dan manusia selalu bersifat sepihak, dimana Allah yang bucin (budak cinta) mengejar-ngejar manusia untuk kembali kepelukannya ketika ia ditinggalkan, akibat perselingkuhan dengan lucifer yang lebih kaya di dunia fana ini. Perjuangan Allah mengejar cintanya kadang berujung sia-sia, dimana lucifer telah membawa lari kekasihnya itu dan menghapus seluruh kontak telepon maupun media sosial dan mereka sembunyi dari Allah di tempat yang tidak terlihat. Artinya, berkat kehadiran lusiferlah manusia akhirnya menghapus semua memorinya dari Allah. Inilah cara lusifer menggiring manusia agar semakin menjauh dari cahaya dan masuk ke dalam dunia kegelapan, sebab cinta lucifer adalah palsu dan hanya terdorong oleh hawa nafsu semata, ia hanya ingin menikmati kecantikan dan kemolekkan tubuh selingkuhannya itu saja dan menyenangkannya dengan hartanya bendanya yang fana, setelah semua keindahan kekasihnya memudar dan layu akan ditinggalkannya begitu saja dan mencari yang baru yang lebih membuatnya birahi, ibarat ular yang berganti kulit, kulit lamanya akan ditinggalkannya begitu saja karena telah memiliki kulit baru. Lucifer dengan kekayaannya mengumbar janji palsu akan selamanya mencintai dan hidup bersama  wanita yang lari meninggalkan Allah kekasihnya, tetapi ternyata ia hanya dijadikan budak nafsu dan boneka mainannya saja. Setelah tertipu, dengan tidak malu-malunya perempuan itu menggoda Allah untuk kembali rujukan dan Allah tanpa bertanya-tanya dan menunda-nunda langsung menerimanya kembali dengan sukacita, sebab kekasihnya telah kembali, ia telah mati dan sekarang hidup lagi.

Allah adalah pencipta alam semesta, termasuk bumi yang dihuni manusia kekasihNya, tetapi dunia itu tercipta atas usul lucifer, sehingga itu memang miliknya, tetapi Allah membagi kepemilikan itu menjadi setengah-setengah, itulah perjanjian awalnya, tetapi kemudian patok-patok batas itu digeser terus menerus dan semakin mengurangi keluasan lahan bagian Allah. Sampai pada akhirnya, hanya tersisa sangat sedikit sekali lahan milik Allah, sebab orang-orang yang bekerja untuk menjaga lahan Allah juga turut menjual lahan itu kepada cukong-cukong kaki tangan lucifer. Akibatnya, wanita kekasih Allah itu menjadi miskin dan hidup ditanah yang dijualnya kepada tuan tanah yang kejam. Ia pun harus menjadi hamba tuan itu, hanya untuk menyambung hidup. Itulah sebabnya, kekasih Allah itu menjadi gelap matanya sehingga membiarkan hatinya direbut oleh tuan tanah yang kejam itu, dengan harapan bisa hidup lebih baik dengan harta kekayaan milik selingkuhannya itu. Namun bukannya kehormatan dan kebahagiaan yang didapat, justru penghinaan dan penistaan yang kejilah yang didapat, karena dianggap hanya kaum miskin, yang hanya numpang hidup dan cari jalan pintas untuk naik kasta, sehingga memang pantas diperlakukan sewenang-wenang layaknya budak belian.

Manusia tidak tahu identitas asli Allah kekasihnya, yang ia tahu bahwa Kekasihnya itu hanyalah seorang pekerja relawan di suatu lembaga sosial yang memperjuangkan hak dan kebebasan kaum perempuan dan anak-anak, pejuang aktivisas kemanusiaan di medan perang, serta berangkat dari negeri yang jauh yang tidak dikenal. Ia jatuh cinta pada Kekasihnya itu karena ide-ideNya tentang kebebasan dan keseteraan bagi semua, tanpa membeda-bedakan untuk mencapai keadilan dan damai sejahtera untuk semua, seperti yang terjadi di negeriNya. Ia sebenarnya tidak terlalu percaya akan cerita Kekasihnya tentang status sosialNya yang tinggi dan harta kekayaanNya melimpah di negeriNya yang jauh, sebab cara hidup sederhana kekasihNya, yang tidak mencerminkan hal itu. Meskipun dalam hati kecilnya, ia menyadari bahwa ia hanya membiarkan dirinya dibuai halusinasi untuk mengobati rasa frustasinya atas situasi real yang sedang dialami, sebab ia menganggap bahwa dunia fana inilah yang sejati. Dalam ketidakpercayaannya, namun ia menikmati saja untuk terus mendengar cerita indah Kekasihnya itu, layaknya Raja Herodes yang senang mendengarkan Yohanes pembaptis (yang menjembatani perjanjian lama ke perjanjian baru), tetapi ia tidak sampai bertobat dan percaya pada Allahnya Yohanes pembaptis. Sampai pada satu titik, percayalah ia pada semua cerita Kekasihnya, tetapi ia punya misi untuk menyebarluaskan kabar gembira ini (Injil) secara massif, maka ia memutuskan meninggalkan Kekasihnya dan menikah dengan seorang Kaisar yang percaya pada apa yang diimani oleh calon mempelainya ini, sehingga kepercayaan ini akhirnya dianut oleh seluruh warga kekasiran yang dipimpin sang kaisar (bernama Konstantinus). Tetapi, setelah kematian suaminya ini, terjadilah kekacauan dalam kekaisaran akibat banyaknya pemberontakan yang didalangi oleh lucifer, yang menyerang melalui orang dalam. Akhirnya, pecahlah perang besar di dalam istana, sampai akhirnya Sang Ratu ini kemudian melarikan diri dan memilih kembali ke pelukan Kekasihnya yang dulu ditinggalkannya dan dengan segala harta kekayaan yang diperolehnya dari suaminya yang sudah meninggal itu, dibangunnya kerajaanNya sendiri, yang berdiri sampai hari ini dan alam maut tidak akan bisa menguasaiNya, yang didirikan di atas Rasul Petrus sebagai batu karang pembela iman (bertahta di kota Roma).

Rasul Petrus, Yohanes dan Yakobus saudaranya adalah tokoh yang memang dipilih oleh Yesus (Mempelai Gereja) untuk menyaksikan peristiwa tranfigurasi di Gunung Tabor, dimana Yesus bertemu dengan Musa dan Elia.  Yohanes dan Yakobus memang tidak dijanjikan duduk disebelah kanan dan sebelah kiri Yesus di dalam Kerajaan Surga, tetapi mereka ditunjuk mendampingi Rasul Petrus sebagai pemimpin para rasul, yang bertahta dalam kedutaannya mewakili Kerajaan Allah di dunia. Mereka berdua diminta belajar dari kedua tokoh perjanjian lama yang hadir pada saat itu, yakni siapapun yang masih terikat pada perjanjian lama, pada akhirnya akan datang pada Yesus Sang Jurus selamat dunia, selama hal itu belum terjadi maka keadilan dan damai sejahtera di bumi sulit untuk diwujudkan. Inilah adalah pesan Bapa Abraham sebagai penguasa di rumah tangga Allah di tempat penantian atas perintah Bapa sebagai penguasa dalam rumah tangga Allah di dalam Kerajaan Surga.

Sebagai penutup bagian ketiga ini, marilah kita renungkan bahwa sudah saatnya kita mengambil sikap tegas untuk semakin memperkokoh iman kepada janji Allah, yang bukanlah hoax dan halusinasi, melainkan suatu keniscayaan yang tak terbantahkan dan tak terbatalkan. Bersiap-siaplah dan berjaga-jagalah sebab waktu Tuhan akan datang seperti pencuri ditengah-tengahMu dan menjemput lima gadis bijaksana, yang selain membawa pelita juga membawa persediaan minyak, ketika menyambut kedatangan Mempelai.