Pertemuan KOMSOS Regio Kalimantan Menjadi Pewarta Kabar Baik Melalui Media Sosial Secara Cerdas dan Bijak Untuk Mewartakan Kabar Baik Keuskupan Agung Samarinda,26-30 September 2023
(Samarinda 26/9/2023)Perubahan pola komunikasi di era digital saat ini telah menjadikan arus informasi mengalir deras dan cepat. Oleh karena itu pratik pola berkomunikasi yang serba instan ini berdampak pula pada perubahan perilaku setiap pribadi maupun sosial masyarakat. Dulu sekali orang hanya berkomunikasi melalui surat dan untuk menunggu balasan dari si penerima membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun sekarang dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat signifikan, metode berkomunikasi pun menjadi lebih kreatif berkat kehadiran aneka perangkat cerdas seperti smarphones yang bisa memberikan kemudahan-kemudahan dalam layanan berkomunikasi.

Pesatnya gempuran informasi media yang sifatnya cepat, populis dan mudah diakses mengakibatkan banyak dijumpai berita bohong (hoaks), ujaran kebencian, fitnah, sara, dan provokasi. Maka dari itu penetrasi media yang semakin gencar dan bebas itu harus diimbangi dengan gerakan masif pelatihan literasi media sebagai solusi cerdas untuk menangkal dampak negatifnya.
Seruan cerdas, bijak, santun dan bertanggungjawab dalam menggunakan media sosial khususnya bagi kaum muda, mendapat perhatian khusus dari pemerintah yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Dengan program yang diberi nama “Literasi Digital Menjadi Pewarta Kabar Baik Melalui Media Sosial Secara Cerdas dan Bijak Untuk Mewartakan Kabar Baik. Kemenkominfo merangkul segenap komunitas berbasis agama yang ada di Indonesia. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) merupakan salah satu lembaga agama Katolik yang peka melihat pentingnya meningkatkan mutu pewartaan melalui jejaring media sosial. Maka KWI menyambut baik kerjasama ini untuk menggalang sinergi bersama dalam kegiatan Literasi Digital dalam bentuk workshop bagi penggiat KOMSOS/Pekerja Kreatif Komunikasi di Keuskupan yang ada di Regio Kalimantan.

Keuskupan Agung Samarinda merupakan salah satu Keuskupan yang dipercayakan untuk menjadi tuan rumah perhelatan kegiatan dengan mengusung tema Literasi Digital Menjadi Pewarta Kabar Baik Melalui Media Sosial Secara Cerdas dan Bijak Untuk Mewartakan Kabar Baik yang melibatkan 56 penggiat KOMSOS/Pekerja Kreatif Komunikasi di Keuskupan yang ada di Regio Kalimantan sebagai peserta. Workshop dengan hastag “Mewartakan Kabar Baik!” yang diselenggarakan selama lima hari dari tanggal 26-30 September 2023 di Keuskupan Agung Samarinda ini menghadirkan para narasumber yang berkompeten yakni Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI Pastor Anthonius Steven Lalu, Founder & Head of Exotic KALTIM Mirza Yonathan Simangunsong, Rosarita Niken Widiastuti Widyaiswara Utama, Kemkominfo RI, Dosen Humas Vokasi Universitas Indonesia.
Adapun materi penting yang disuguhkan dalam workshop khusus kaum muda ini adalah sebagai berikut:
1. Generasi muda dibekali dengan keterampilan untuk memproduksi konten kreatif dan positif berupa: tulisan, gambar dan video.
2. Memperkuat, melindungi, dan mempertahankan konsensus berbangsa dan bernegara sesuai dengan empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).
3. Generasi muda Katolik mampu menjadi generasi yang bijak dalam menggunakan media sosial untuk kepentingan pewartaan dan kebangsaan.
4. Membentuk jaringan kaum muda lintas suku, agama, ras dan antargolongan.
Paparan demi paparan yang disampaikan oleh para narasumber secara umum merujuk kepada pentingnya peran kaum muda untuk terlibat aktif dan kreatif dalam mengisi ruang media sosial dengan konten-konten positif. Kaum muda diharapkan menjadi aktor utama dalam panggung media sosial. Maksudnya adalah ketika aneka flatform media sosial digempur dengan banjirnya konten-konten negatif seperti Hoax, kejahatan, ujaran kebencian, penipuan, radikalisme dll, kaum muda jangan berdiam diri, menjadi penonton, membiarkan kejahatan merajalela. Tetapi justru harus masuk menggarami, membersihkan ruang yang penuh dengan konten negatif kemudian mengisinya dengan kekudusan.
Kaum muda juga dihimbau bukan hanya sekedar bijak menggunakan medsos, tetapi bagaimana mengembangkannya untuk pewartaan. Media sosial merupakan arena baru bagi generasi muda ini untuk bertarung mewartakan Kristus yang bangkit. Kehadiran media sosial saat ini bukan hanya sekedar setitik air di atas permukaan sungai yang luas, tetapi sudah menjadi sebuah sungai yang dalam dengan arus yang deras. Oleh karena itu kecanggihan media sosial dipandang sebagai sarana yang sungguh menakjubkan karena mampu melipatgandakan pewartaan dalam hitungan detik saja. Caranya sangat gampang cukup dengan sentuhan satu jari, kabar baik yang disebarkan dalam sekejap bisa dibaca bukan hanya dengan jumlah lima ribu orang saja melainkan jutaan ribu orang di seluruh dunia. Kenyataan ini menjadi peluang yang sangat luar biasa bagi generasi zaman now ini untuk berkiprah menjadi pewarta kabar baik di media sosial.
Menyikapi arus perkembangan media sosial yang begitu pesat, maka gereja pun menghimbau umatnya khususnya kaum muda, agar jangan takut dan tabu untuk membuka pintu komunikasi sosial yang positif sehingga visi dan misi dari pewartaan kabar sukacita Injil menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Gereja tidak boleh diam membiarkan umatnya mencari sendiri apa yang mereka perlukan. Peran Gereja sangat penting untuk memimpin, memberi contoh bagaimana media sosial dimanfaatkan sebagai sarana pewartaan kekinian.
Setelah mengikuti kegiatan ini,50 penggiat KOMSOS/Pekerja Kreatif Komunikasi sepakat siap menjadi pewarta kabar Baik dan bertarung memberantas konten negatif di media sosial. Mereka kini menyadari bahwa sebagai generasi milenial yang akrab dengan gawai, mereka memiliki potensi yang besar untuk mengontrol berbagai perubahan yang terjadi melalui fungsinya sebagai agen perubahan (agent of change).

Berikut kesan manis para peserta yang kami terima dari beberapa narasumber; Pestauli Ambarita mengatakan bahwa kegiatan ini membantu dirinya bagaimana bermedsos yang bijak, santun, kreatif dan bertanggungjawab serta bermanfaat bagi orang lain. Katanya lagi, “dan sekarang saya berkomitmen untuk menyebarkan berita yang positif dan bermanfaat di akun-akun medsos yang saya miliki,”ungkapnya.Vera Wati Marlin juga mengungkapkan hal senada bahwa setelah mengikuti workshop ini, ia menjadi lebih kreatif dalam mengolah objek yang akan dia posting di akun medsos seperti Twiter, FB, Telegram, IG, Youtube, WhatsApp, dll. “Sebelum mengikuti workshop Literasi digital ini, pemahaman kami dalam bermedia sosial hanya sekedar tahu dan bisa dan kegiatan-kegiatan yang kami bagikan hanya sederhana saja untuk dikonsumsi pribadi. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, kami menjadi lebih kreatif dalam membuat video singkat dan caption menarik, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain,”ungkap Uli dan Vera sebagai utusan dari Paroki Santo Yosef Kota Bontang.