PERTARUNGAN KERAJAAN KEGELAPAN DAN KERAJAAN ALLAH

Pertarungan Kerajaan kegelapan (setan) dan Kerajaan Surga (Allah) adalah soal kepemilikan, yang ditandai dengan pemberian nama. Hampir seluruh tempat di dunia ini, baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni, sudah diberi nama. Pemberi nama adalah mereka yang merasa terlebih dahulu mengunjungi tempat tersebut dan mengklaim bahwa wilayah tersebut sudah menjadi milik mereka. Apapun hal lainnya, pokoknya yang sudah diberi nama artinya sudah ada pemiliknya. Demikian pula ketika manusia memberi nama pada anak-anaknya, yang berarti anak-anak tersebut adalah miliknya.

Karena alasan inilah Allah ketika ditanya siapakah namaNya berkata bahwa Ia adalah “Yahweh” (artinya Aku adalah Aku). Yahweh bukan nama dalam arti sesungguhnya, melainkan sebuah jawaban diplomatis Allah, supaya tidak ada manusia yang mengklaim bahwa Allah adalah miliknya. Yesus memanggil Allah dengan sebutan Bapa dan mengajari kita juga memanggilNya Bapa.

Ketika Allah menciptakan para Malaikat Agung mereka diberi nama Mikael, Gabriel, Rafael dan Lucifer. Keempatnya diberi talenta yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Mikael adalah malaikat pemimpin pasukan perang. Gabriel adalah malaiakat pembawa kabar gembira. Rafael adalah malaiakat penyembuhan. Ketiga malaiakat ini namanya berarkhiran “el” (artinya Allah), adalah malaikat yang kemudian tetap setia kepada Allah. Sedangkan Malaikat yang Allah ciptakan secara istimewa namanya sedikit berbeda, yakni Lucifer (artinya pembawa cahaya). Sesuai Namanya lucifer adalah malaikat ilmu pengetahuan, yang membawa cahaya bagi siapapun yang diselimuti kebodohan. Lucifer adalah malaikat yang paling pintar, cerdas, jenius dan pengetahuannya mendekati pengetahuan Allah.

Lucifer adalah malaikat yang paling kritis sehingga dalam benaknya ada banyak sekali pertanyaan akan segala hal yang Allah kerjakan. Ia berpikir, untuk apa ada malaikat perang kalau tidak ada peperangan? Untuk apa ada malaikat pembawa kabar gembira kalau tidak ada kesedihan? Untuk apa ada malaikat penyembuh kalau tidak ada sakit penyakit? Untuk apa ada malaikat ilmu pengetahuan kalau tidak ada kebodohan? Pertanyaan paling krusial adalah, untuk apa para penghuni surga hidup kekal kalau tidak ada hidup yang fana?

Lucifer kemudian menghadap Allah dan mengajukan usulan, sebab ia merasa untuk apa pengetahuannya yang luas itu jika Allah tidak mau mendengar ide-idenya. Ia mengusulkan supaya Allah menciptakan suatu dunia yang fana, dimana segala kebalikan dari situasi di surga bisa terjadi. Tetapi Allah menolak usulan lucifer karena Allah tidak ingin situasi seperti itu terjadi. Lucifer kemudian tersinggung dan sakit hati kepada Allah karena idenya ditolak. Ia merasa bahwa semua hal yang berlangsung disurga itu monoton. Ia kemudian menyampaikan ide-idenya kepada para malaikat agung lainnya, tetapi mereka semua menolaknya. Kemudian, ia mendekati para malaikat bawahan yang juga diciptakan sebagai abdi Allah. Ia mempengaruhi mereka untuk bergabung bersamanya untuk mengadakan suatu pemberontakan terhadap Allah. Ia dengan segala kecerdasannya menyusun strategi pemberontakan terhadap Allah dengan tujuan menggulingkan kekuasaan Allah dan mengambil alih tampuk kekuasaan Allah di surga. Sebagian dari malaikat itu tertarik dan setuju bergabung dengannya sebagai bawahan. Sebenarnya, ia tahu bahwa tidak mungkin pemberontakan itu berhasil sebab Allah yang maha segalanya tidak mungkin terkalahkan. Tetapi ia juga tahu bahwa Allah itu mahapengasih dan pengampun, sehingga dampak dari segala perbuatannya dan para bawahannya adalah suatu hukuman saja. Tetapi lebih dari itu, ia sesungguhnya berharap dengan pemberontakan itu Allah akan mendengarkan usulannya dan mengabulkannya. Inilah intrik politik pertama yang terjadi di surga.

Kemudian terjadilah pemberontakan itu dan dimenangkan oleh Allah. Akhirnya Lucifer dan seluruh pasukannya dihukum dengan diusir dari surga. Lalu Allah berkata kepada mereka, “Kalian semua adalah mahkluk kekal sehingga segala keputusan kalian juga bersifat kekal. Demikian juga hukuman ini bersifat kekal, artinya kalian akan selamanya terusir dari surga”. Kemudian Allah melanjutkan perkataanNya, “Tetapi aku juga mempertimbangkan usulanmu lucifer. Akan Aku ciptakan suatu dunia fana dengan segala mahkluk yang fana di sana. Akan kutempatkan mahluk yang paling mulia diantara mahkluk lainnya, mereka adalah manusia. Engkau dengan segala ilmu pengetahuanmu boleh mengajari mereka dan memperkerjakan mereka untuk membangun kerajaanmu sendiri. Tetapi aku juga akan mengutus MalaikatKu dan Roh Kudus untuk menjelaskan tentang Aku dan kerajaanKu kepada mereka. Barang siapa diantara mereka percaya kepadaKu dan setia melaksanakan kehendakKu maka mereka akan menjadi milikKu dan akan kubawa ke dalam kerajaanKu. Sementara mereka yang tidak percaya kepadaKu atau yang percaya tetapi tidak melaksanakan kehendakKu mereka tidak akan kubawa kedalam kerajaanKu.”

Allah kemudian menciptakan suatu planet bernama bumi dengan segalanya isinya.  Di bumi tidak seperti di surga, tidak ada pakaian indah, tidak ada bangunan megah, dan hal-hal mengagumkan lainnya. Maka, dengan susah payah lucifer dengan pengetahuannya mengajari manusia membangun semua itu sehingga mirip seperti yang ada di surga. Karena manusia itu lemah dan terbatas sehingga dengan aneka intrik dan startegi ia memaksa manusia untuk segera membangun semua itu dengan secepat mungkin, bahkan melalui perang dan perbudakan. Maka timbullah Kerajaan-kerajaan di bumi, yang saling menaklukkan untuk memperbesar wilayah kekuasaannya, sampai lahirlah beberapa imperium kekaisaran.

Bersamaan dengan itu, Allah pun mengutus Malaikat dan Roh Kudus untuk membimbing orang-orang yang dipilihnya menjadi umatNya, yang dipimpin oleh para Nabi. Utusan paling Agung yang dikirim oleh Allah adalah PuteraNya sendiri, yakni Yesus. Yesus adalah penghuni surga yang masuk kedalam dunia fana untuk membuka jalan menuju surga. Yesus sebagai penghuni surga yang kekal datang untuk mengikat perjanjian baru dan kekal. Perjanjian itu dimateraikan oleh tubuh dan darahNya yang mulia untuk membawa manusia pada hidup kekal di dalam kerajaanNya. Sebab hanya yang berasal dari kekekalan yang bisa membawa pada hidup yang kekal. Maka setelah kebangkitannya dari antara orang mati, semua orang yang percaya pada Allah dan setia melaksakan kehendakNya yang masih berada ditempat penantian, dibawanya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Itulah sebabnya rasul Paulus menyebut Yesus sebagai yang sulung yang bangkit dari antara orang mati dan masuk Kerajaan Allah. Jadi yang dimaksud bangkit dari antara orang mati bukan hanya bangkit dan hidup lagi di dunia, sebab nabi Elia pun pernah membangkitkan orang mati dan Yesus pun pernah membangkitkan Lazarus yang sudah mati. Lalu, bagaimana dengan perumpamaan yesus tentang Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya yang sama-sama meninggal, dimana Lazarus dibawa kepangkuan Abraham sedangkan si kaya berada di alam maut yang tak terseberangi. Dalam cerita ini tidak dikatakan dibawa Lazarus di bawa kepangkuan Allah tetapi kepangkuan Abraham. Ini adalah suatu gambaran bahwa semua orang percaya tetapi belum masuk surga berada ditempat yang aman terlindungi dari alam maut, yakni tempat penantian atau purgatori.

Untuk membawa manusia fana masuk ke dalam Kerajaan surga maka Yesus yang adalah Putera Allah juga harus menjadi manusia, dan berbagi tubuh dan darah surgawiNya yang kekal itu, yang kita rayakan dalam ekaristi kudus. Sebab Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”.  Maka, sungguh suatu kebahagiaan ketika kita merayakan pentahbisan imam, yakni mereka yang akan menjadi pelayan utama ekaristi untuk melanjutkan apa yang diwariskan oleh Yesus pada kita.

Lalu, pertanyaannya bagaimana dengan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah tetapi tidak percaya kepada Yesus? Apakah mereka akan selamat? Untuk menjawab ini, kita bisa melihat melalui penjelasan Yesus tentang Kerajaan Surga dari perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur yang datang pertama, kedua, dan seterusnya. Dalam perumpamaan itu dikatakan bahwa pekerja yang masuk pertama diadakan kesepakatan (perjanjian) yakni upah sedinar sehari. Sementara yang masuk berikutnya tidak ada perjanjian soal upah sebab mereka hanya disuruh bekerja saja. Pekerja pertama sudah tahu berapa upahnya sedangkan yang berikutnya hanya berharap belas kasih si pemberi pekerjaan.  Ini adalah gambaran bangsa Israel sebagai bangsa pertama yang dipilih oleh Allah menjadi umatnya dan diikat oleh suatu perjanjian. Mereka tidak terima ketika Yesus datang dan menyamaratakan mereka dengan bangsa lain, sebab mereka menganggap diri mereka lebih dari bangsa lain karena mereka adalah bangsa pilihan Allah. Mereka sudah lama mengenal Allah dan bekerja lebih banyak untuk Allah, tetapi Yesus Putra Allah memperlakukan mereka sama seperti bangsa lain. Terlebih lagi para pembesar keagamaan, yang paling banyak dikritik oleh Yesus. Bagi mereka Yesus membawa ajaran sesat, sebab mengajarkan bahwa orang-orang kecil sebagai empunya Kerajaan surga, padahal orang-orang kecil ini tidak melakukan apapun untuk Allah. Pandangan ini justru kebalikan dari apa yang mereka yakini, yakni orang kecil atau miskin atau pesakitan adalah tanda kutukan dari Allah. Yesus meminta mereka bertobat dan menjadi seperti anak kecil yang tulus, padahal bagi mereka anak-anak tidak diperhitungkan karena belum bisa memberi kontribusi apapun. Sungguh mereka hanya terikat pada perjanjian lama dimana hasilnya bisa mereka lihat secara nyata di dunia, inilah sebabnya mereka masih menantikan mesias politis yang ahli strategi untuk membawa mereka Kembali kepada kejayaan Kerajaan Israel pada masa Raja Daud. Mereka tidak terima jika dipukul rata semua hanya mendapatkan upah sedinar sehari, yang artinya semuanya mendapat upah yang sama, yakni masuk ke dalam Kerajaan surga. Mereka justru meremahkan Kerajaan surga, padahal, untuk masuk ke dalam Kerajaan surga bukanlah karena kerja keras, tetapi karena belas kasih Allah bagi siapapun yang percaya dan setia melaksanakan kehendakNya. Justru, sekeras apapun bekerja jika yang dikerjakan itu keliru atau sesat malah tidak berguna, karena justru menghalangi masuk ke dalam Kerajaan surga. Maka, alangkah baiknya jika para penyesat itu diikatkan batu kilangan pada lehernya lalu ditenggelamkan ketengah laut.

Oleh: RD. Sirilus Hendri Santoso